Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Malu dan Keutamaannya

Malu dan Keutamaannya
Malu dan Keutamaannya
Malu, suatu sifat yang pasti dimiliki oleh semua orang. Keutamaan sifat malu ialah tidak mendatangkan suatu hal melainkan kebaikan dan akibat yang ditimbulkan oleh malu itu semuanya baik. Malu yang dimaksud bukanlah malu-malu yang disebabkan karena tidak percayanya diri akan tetapi

malu mengerjakan kejahatan atau hal-hal yang tidak sopan menurut pandangan umum. Adapun malu mengerjakan kebaikan, maka amat tercela dan tidak dibenarkan oleh agama. 

Seutama-utamanya cabang keimanan ialah ucapan La ilaha illallah dan serendahrendahnya ialah menyingkirkan apa-apa yang berbahaya, semacam batu, duri, lumpur, abu kotoran dan Iain-Iain sebagainya dari jalanan. Dan Sifat malu merupakan suatu cabang dari keimanan tersebut. 

عن ابْنِ عُمَرَ رضي اللَّه عنهما أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ في الحَيَاءِ ، فَقَالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : " دَعْهُ فإِنَّ الحياءَ مِنَ الإِيمانِ " متفقٌ عليه

Artinya : Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui seorang lelaki dari golongan kaum Anshar dan ia sedang menasihati saudaranya tentang hal sifat malu (yakni malu mengerjakan kejahatan), Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Biarkanlah ia, sebab sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari keimanan." (Muttafaq 'alaih).

وعن أبي سعيد الخُدْرِيِّ رضي اللَّه عنه ، قال : كان رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَشَدَّ حَيَاءَ مِنَ الْعَذْرَاءِ في خِدْرِهَا ، فَإذَا رأى شَيْئاً يَكْرَهُه عَرَفْنَاهُ في وَجْهِهِ . متفقٌ عليه .

Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu lebih sangat sifat malunya daripada seorang perawan dalam tempat persembunyiannya (yakni perawan yang baru kawin dan berada dalam biliknya dengan suami yang belum pernah dikenalnya. la amat sangat malu kepada suaminya itu), Jikalau beliau s.a.w. melihat sesuatu yang tidak disenangi, maka kita dapat melihat itu tampak di wajahnya." (Muttafaq 'alaih)

Para ulama' berpendapat bahwa "Hakikat sifat malu itu ialah suatu budipekerti yang menyebabkan seseorang itu meninggalkan apa-apa yang buruk dan menyebabkan ia tidak mau lengah untuk menunaikan haknya seseorang yang mempunyai hak."

Diriwayatkan dari Abul Qasim al-Junaid rahimahullah, berkata: "Malu ialah perpaduan antara melihat berbagai macam kenikmatan atau karunia dan melihat adanya kelengahan, lalu tumbuhlah di antara kedua macam sifat yang di atas tadi suatu keadaan yang  dinamakan sifat malu".


Sumber : Kitab Riyadhush Sholikhin

No comments:

Post a Comment