Kejujuran adalah satu diantara sekian banyak ahlak terpuji dalam islam, kejujuran adalah dimana seseorang mengatakan atau berbuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, rasullulah sebagai seorang yang sangat terkenal dengan kejujurannya sehingga mendapat gelar al-amin. Sifat jujur bukan lah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan meski harus sangat diusahakan.
Sebuah kisah menarik dari syeh Abdul Qodir tentang kejujuran yang telah tertanam sejak kecil, dimana ketika syeh Abdul Qodir pergi ke luar kota untuk belajar ilmu agama, dalam keadaan ia adalah seorang yatim maka ibunya memberikan bekal kepada syeh Abdul Qodir berupa uang 40 dinar peninggalan ayahnya yang telah dibagi dua dengan saudara-saudaranya dirumah.kemudian uang itu dijahitkan oleh ibunya di baju bagian dalam juga ibunya berpesan “untuk selalu jujur kepada siapapun dan jujur dalam keadaan yang sulit sekalipun bahkan jika itu sampai membahayakan nyawanya maka ia harus tetap jujur”. Syeh Abdul Qodir yang masih kecil pun begitu kuat dalam melaksanakan pesan ibunya tersebut, ia berjalan bersama dengan rombongan kafilah yang lain yang juga berpergian dalam rangka berdagang ke basrah.
Namun di tengah jalan, kawanan perampok menghadang dan merampas semua harta dan barang dagangan para kafilah, hanya syeh Abdul Qodir lah yang tidak dirampas barang-barangnya dikarnakan ia masih sangat kecil dan terlihat tidak mempunyai harta maupun barang berharga yang bisa untuk di rampok. Tetapi ada satu anak buah rampok yang mendekati syeh Abdul Qodir dan hanya iseng bertanya “ nak apakah kau membawai uang ? tanya perampok” syeh Abdul Qodir pun menjawab bahwa di balik bajunya terdapat kantong yang berisi uang 40 dinar, tetapi perampok itu mengangapnya hanya bercanda maka ia menceritakan kepada temannya, temannya pun juga bertanya kepada syeh Abdul Qodir dengan pertanyaan yang sama dan ia pun mendapat jawaban yang sama hal ini terus terjadi sampai 3 kali dengan orang yang berbeda namun menanyakan hal yang sama juga mendapat jawaban yang sama.
Mengetahui hal ini para perampok tersebut melaporkan hal tersebut kepada ketuanya, maka dipanggil lah syeh Abdul Qodir kecil untuk menghadap ketua rampok tersebut. Ketua rampok bertanya kepada syeh Abdul Qodir “nak, apakah kau membawa uang ?” tanya ketua rampok syeh Abdul Qodir menjawab, “iya aku mempunyai uang 40 dinar yang terjahit di kantong bagian dalam bajuku”. Sesaat ketua rampok dan seluruh anak buahnya terdiam, diperiksalah baju syeh Abdul Qodir mereka mendapati uang 40 dinar yang terjahit dikantong sakunya,
Mereka kembali terdiam setelah itu mereka bertanya lagi “nak mengapa kau mengatakan hal yang sejujurnya ? bukankah kau tau bahwa kami adalah perampok yang merampas seluruh harta juga barang dagangan dari kafilah ini dan saat kau jujur kami bisa saja merampas uangmu yang menjadi satu-satunya bekal yang kau miliki ?” syeh Abdul Qodir menjawab “karna aku telah memegang janji ku pada ibuku agar selalu jujur di mana pun dalam berbagai keadaan meskipun itu membahayakan nyawaku”. Tertegun mendengar jawaban tulus seorang anak yang sangat jujur para perampok itu menangis sang ketua rampok pun berkata “ nak, lalu bagaimana dengan kami yang telah mengikat janji dengan tuhan kami ? sedangkan kami telah banyak melakukan dosa-dosa maka bantulah kami untuk memperbaiki diri kami yang hina ini.
Semua rampok itu bertobat dan mengembalikan semua barang-barang yang telah dirampasnya, mereka juga tidak pernah kembali pada dosa-dosa besar mereka dulu sehingga menjadilah mereka orang-orang yang sholih sebab tobat mereka yang sungguh-sungguh. Syeh Abdul Qodir telah membuktikan bahwa kejujuran dapat memberikan keberuntungan, kejujuran juga dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain, menjadi suri teladan yang jarang sekali di pertahankan pada kebanyakan orang dewasa kini.
Jelaslah bahwa seperti dengan semboyan bahwa “terus terang (jujur) maka akan terang terus”dalam artian bahwa jalan hidup kita akan selalu di bantu oleh Allah, terus di beri petunjuk dalam hidup kita yang penuh dengan kesilauan dunia, terus di kokohkan iman kita agar tidak mudah tergerus oleh masa yang sedemikian hancurnya. Dan ada sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwa “kejujuran adalah mata uang yang dapat berlaku di negara mana saja”.Negara mana pun pasti tidak ada yang menolak kejujuran bahkan mereka sangat menghargai nilai-nilai kejujuran pada diri seseorang, karna kejujuran merupakan salah satu hal yang penting yang akan mengambarkan kredibilitas, jati diri dan kepribadian seseorang.
Kejujuran juga ajaran yang sangat di anjurkan dalam kehidupan oleh agama mana pun, bagi seorang muslim maka ia di haruskan untuk jujur dalam setiap bicara dan tingkah laku perbuatannya, bila seorang muslim dapat menerapkan kejujuran dalam hidupnya ia akan menjadi jika ia pelajar akan jadi pelajar yang jujur, jika ia pedagang ia pedagang yang jujur, jika ia pejabat maka ia pejabat yang amanah, jika ia hakim maka ia adalah hakim yang adil sehingga kejujuran tidak akan merugikan siapa pun.
Dalam islam semua orang harus berusaha untuk menjadi orang yang jujur dalam segala hal dan keadaan, seperti dalam kisah ayahnya imam syafi’i ayahnya adalah seorang pemuda yang sangat jujur dan tidak pernah memakan perkara yang syubhat apalagi yang haram, sehingga tak heran jika ia memiliki putra yang sangat alim, solih bahkan sudah hafal al-qur’an sejak usia 7 tahun dengan benar dan fasih.
Meskipun di dalam Islam ada beberapa keadaan yang memperbolehkan seseorang untuk tidak jujur yaitu saat ia berada dalam posisi yang akan mengancam jiwanya, biar pun demikian tetap saja tidak boleh di salah artikan dalam penerapannya bukan seperti orang-orang pada zaman sekarang yang lebih memilih berbohong untuk menguntungkan dirinya saja bahkan ia tidak perduli apakah kebohongannya itu dapat merugikan orang lain demi untuk meraih keuntungan sesaat dan hal seperti ini lah yang sama sekali tidak di benarkan oleh Islam, kejujuran bukan lah hal yang secara naluri terbentuk dalam diri seseorang sejak lahir melainkan butuh ditanamkan dan di ajarkan sedari kecil sehingga setelah dewasa ia akan menjadi seorang yang jujur ketika dewasa, sekali saja berbohong maka ia bisa saja tidak dipercaya oleh orang lain dalam banyak hal penting dan ini akan menjadi kesulitan bagi orang yang berbohong.
Oleh : Rahmatul Laili
No comments:
Post a Comment