Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Bu, Aku Tidak Berpuasa !

Bu, Aku Tidak Berpuasa !

 
Oleh : Rahmatullaili 

Disekitar kita ada banyak sekali kisah-kisah yang banyak mengandung hikmah, baik hikmah secara tersirat maupun yang tersurat, hanya tinggal bagaimana kita memahaminya. Seperti dalam kisah seorang pemuda yang mendapatkan hidayah melalui seorang ibu yang bijaksana. 

          Seorang pemuda yang beragama islam namun tidak pernah melaksanakan ibadah yang menjadi kewajibannya sebagai seorang mukalaf seperti ibadah-ibadah wajib yaitu sholat, zakat, juga berpuasa di bulan Ramadhan. Hingga suatu ketika ia berkunjung datang pada rumah sahabat kuliahnya di siang hari bulan Ramadhan. Meskipun ia hanya sebagai tamu namun ia tidak sungkan untuk menunjukkan bahwa ia tidak berpuasa seperti meminta sahabatnya untuk memberikan nya minum karna ia haus, selain itu ia juga merokok dengan santainya tanpa perasaan canggung kepada keluarga tuan rumah yang semuanya berpuasa termasuk sahabat kuliahnya tersebut.

          Hingga tiba waktu berbuka ketika semua keluarga tuan rumah berbuka ia hanya dikamar sahabatnya dan bermain handphonnya, ia tidak ikut bergabung untuk berbuka puasa karna ia memang tidak pernah berpuasa. Tak lama kemudian datang lah ibu temannya ini untuk mengajaknya buka bersama, namun pemuda ini menolaknya, sang ibu ini terus menyuruhnya untuk ikut berbuka. 

          Sang ibu berkata “nak sudah waktunya berbuka, ayo mari kita buka bersama-sama” walau pun ibu ini tau bahwa teman anaknya ini tidak berpuasa. Kemudian pemuda itu pun menjawab “terimakasih sebelumnya, tapi maaf bu, saya masih belum lapar” sang ibu kembali berkata “tidak baik nak, menolak rezeki dan niat baik dari orang lain terlebih dari orang tua sahabatmu sendiri” maka pemuda ini pun menjawab ” sebenarnya, maaf bu aku tidak berpuasa” ia menjawab dengan perasaan yang sangat malu. Ibu bijak ini pun kembali berkata sambil tersenyum arif “ini sudah saatnya berbuka nak, tidak ada umat muslim yang masih berpuasa saat sudah waktunya berbuka” karna menghormati ibu sahabatnya ini ia pun menerima ajakan sang ibu untuk buka bersama, dan dimeja makan sudah duduk sahabatnya, dan dua adik sahabatnya yang masih kecil-kecil yang sudah berpuasa di usianya yang masih kecil. Dngan penuh rasa canggung ia ikut duduk bersama dengan mereka. 

          Ketika telah terdengar suara bedug dan azan dari masjid terdekat  mereka mulai membaca doa buka puasa bersama-sama yang menambah khidmatnya suasana berbuka yang belum pernah sekalipun dirasakan oleh pemuda ini karna ia tidak pernah berpuasa. Sang ibu pun berkata “ ayo buka tapi jangan sampai berlebihan nanti kalian tidak kuat terawih” kemudian ibu ini pun melihat kepada pemuda ini dan berkata “ayo nak dimakan jangan cuman diam aja”tapi pemuda ini malah bertanya “ bu, kenapa ibu mengajak saya untuk ikut buka bersama padahal ibu tau saya tidak pernah berpuasa sebelumnya? Sang ibu menjawab dengan sangat bijak “ Nabi Ibrahim As adalah nabi yang sangat menghormati tamu dan selalu melayaninya dengan baik. Nabi Ibrahim As tidak pernah makan kecuali di dampingi oleh tamu yang juga ikut makan bersamanya, baik tamu itu sendiri yang datang ke rumahnya atau pun bila tidak ada tamu yang datang ke rumahnya ia yang akan pergi mencari tamu untuk diajak makan bersama, sampai pada suatu hari ketika ia merasa lapar dan ingin makan namun tidak ada tamu satu pun yang berkunjung ke rumahnya, Nabi Ibrahim As pun pergi ke luar rumah untuk mencari tamu serta mengajaknya makan bersama.

  Sampailah Nabi Ibrahim As bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang berjalan dan kemudian diajaknya untuk menjadi tamunya dan ikut makan bersamanya. Kemudian laki-laki itu pun mau untuk menjadi tamu Nabi Ibrahim As dan makan bersamanya, sesampainya dirumah Nabi Ibrahim, ketika Nabi Ibrahim As berdoa lelaki itu juga berdoa dengan menggunakan nama berhala yang disembahnya, mendengar hal ini Nabi Ibrahim As terkejut dan langsung meninggalkan tamunya sendirian dan masuk ke kamar, karna Nabi Ibrahim As tidak kunjung keluar dari kamarnya. Sehingga laki-laki ini pun pergi meninggalkan rumah Nabi Ibrahim As, lama sekali Nabi Ibrahim merenung dikamarnya, kemudian ia mendapat teguran dari Allah “ hai, Ibrahim mengapa tak kau jamu tamu yang kau undang ke rumahmu untuk kau ajak makan bersama mu, hanya karna ia adalah seorang yang kafir? Tidak kah kau melihat bahwa aku adalah dzat yang menciptakannya namun ia mengingkariku, dan menyekutukan ku tapi ia tetap kuberi kehidupan, aku tanggung rizkinya, aku kabulkan doa-doanya saat ia teraniyaya ? lalu mengapa kau yang hanya seorang Nabi yang ku utus sebagai pembawa risalah tidak mau memberinya makan meski hanya satu kali saja?” mendapat teguran seperti ini Nabi Ibrahim As pun seketika sadar akan kekeliruannya dan langsung berlari ke luar rumah untuk mengejar tamunya tadi dan meminta maaf kepadanya serta mengajaknya kembali untuk menjamunya sebagai tamunya. Tak lama kemudian Nabi Ibrahim pun bertemu dengan laki-laki tadi dan meminta maaf kepadanya, ia sampaikan juga bagaimana teguran dari Allah ketika ia sedang merenung.

  Laki-laki yahudi itu pun terharu mendengar penuturan Nabi Ibrahim As dan menangis dengan sangat terisak-isak serta berkata “ ya Nabi Allah tunjukkan aku untuk bisa beriman kepada Allah” betapa ia faham bahwa selama ini ia telah mengingkari dan menyekutukan dzat yang telah menciptakannya juga yang telah menjaga hidupnya, yang mengabulkan doa-doanya ketika teraniyaya, serta dzat yang menanggung segala rizkinya di dunia, betapa Maha penyanyang dan pemurahnya Allah tuhan semesta alam ini. Seketika itu laki-laki kafir itu beriman kapada Allah dan kembali ke rumah Nabi Ibrahim As dan makan bersama Nabi Ibrahim As sebagai dua orang saudara yang seiman.

Kemudian sang ibu pun berkata setelah ia selesai bercerita “lalu bagaimana sikap ibu yang seharusnya kepadamu nak ? ketika Nabi Ibrahim As saja mendapat teguran dari Allah saat ia tak memuliakan tamunya hanya karna tamu itu seorang yang kafir? Bukan kah kita sama-sama islam, maka sudah seharusnya kita tetap berhubungan baik kepada Allah juga kepada manusia. Akhirnya pemuda ini pun tersentuh dengan cerita dan sikap ibu sahabatnya itu, hingga ia berjanji di dalam hatinya untuk bertobat dan kembali menjadi seorang mukalaf yang baik, seorang mukalaf yang berusaha menunaikan kewajiban-kewajiban beribadah kepada Allah SWT. 

Subhanaallah  betapa akhlak yang baik dapat menjadi hidayah bagi orang lain disekitar kita. Maka menjadi benarlah kiranya saat Nabi Muhammad SAW di utus untuk menyempurnakan akhlak “ana buistu liutamimal makarimul akhlak” karna hanya dengan akhak yang baik dan mulia lah kita dapat menyentuh dan mencairkan kerasnya hati manusia sehingga ia dapat menerima nasihat, nilai, maupun ajaran kebaikan yang kita sampaikan, dan memang seperti inilah seharusnya dakwah islam menyeru manusia pada kebaikan agama dunia akhirat dengan jalan dan cara yang lemah lembut dan bijaksana. Maka seperti inilah seharusnya islam agama yang selalu menawarkan kasih sayang kepada semesta alam karna islam adalah agama yang rahmatallilalamin.

Semoga dari kisah diatas dapat kita jadikan itibar dan pembelajaran bagi kita semua untuk selalu berusaha menerapkan akhlak yang baik kepada siapa saja yang barangkali itu dapat menjadi jalan hidayah bagi orang lain disekitar kita.

1 comment: