Ramadhannya Remaja
Oleh : Rahmatullaili
Puasa di bulan ramadhan adalah sebuah hal yang sangat penting, wajib, dan sakral, bulan ramadhan hendaknya menjadi ajang untuk memperbanyak amal, semakin gencar menebar kebaikan, menanamkn nilai-nilai kejujuran, keihlasan dan kedisiplinan. Ada banyak orang yang mengisi bulan ramadhan dengan hal-hal positif mulai dari memperbanyak amal ibadah, lebih perduli pada keadaan lingkungan sekitar, hingga memperbanyak dan mendalami ilmu-ilmu agama mulai dari menghadiri majlis-majlis pengajian, ceramah, sampai belajar di pondok pesantren yang hanya khusus pada bulan ramadhan yang biasa disebut dengan pesantren kilat atau ngaji puasanan. Semua hal-hal diatas merupakan sebuah kegiatan yang bernilai pahala yang sangat dianjurkan ketika bulan ramadhan, sebab ramadhan merupakan peluang untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya.
Namun dilain sisi ada banyak juga remaja-remaja yang mengisi ramadhan mereka dengan kegiatan yang keliru dari makna, maksud, dan tujuan dari ramadhan itu sendiri. Mereka mengisi ramadhan dengan kegiatan seperti pergi jalan-jalan bersama teman, sahabat bahkan pacarnya untuk menunggu waktu berbuka puasa dengan nongkrong dijalan, ditaman, dicafe, dan tempat-tempat keramaian lainnya yang biasa dikenal dengan istilah “ngabuburit bareng” mereka asyik bercanda ria dengan orang-orang yang bukan muhrimnya tanpa dampingan dari muhrimnya. Bergoncengan, berpegangan tangan, berdua-duaan dan lain sebagainya. Haqikinya puasa memiliki makna untuk dapat menjadi ajang memeperbanyak amal, memiliki maksud untuk lebih dapat mendekatkan diri kita pada Allah serta bertujuan sebagai perisai yang dapat membentengi diri kita dari godaan hawa nafsu yang dapat menimbulkan potensi dosa.
Akan tetapi apalah arti dari ibadah puasa, yang ketika kita melaksanakannya kita isi juga dengan kegiatan maupun hal-hal yang dapat menimbulkan potensi dosa dan kemurkaan Allah, maka tidak ada makna yang didapat melainkan hanya rasa haus dan dahaga yang sia-sia, tanpa makna berarti agar diri kita dapat berubah menjadi lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Maka setelah bulan ramadhan berakhir segalanya sama dan tetap seperti sedia kala baik dari kualitas dan kuantitas ibadah kita, keimanan juga ketakwaan kita, serta tingkat kesolihan diri kita pun tetap sama, tidak ada hikmah dan berkah setelah satu bulan berpuasa ramadhan.
Segala hal akan dapat memberikan hasil yang optimal seperti yang kita inginkan dengan catatan kita harus mengerjakannya dengan benar, dan sesuai seperti yang telah disyariatkan. Sebuah kata mutiara pernah berbunyi bahwa “hasil tidak pernah menghianati proses” itu lah mengapa kita dituntut untuk selalu melakukan segala hal baik perkara dunia maupun perkara akhirat dengan proses yang baik dan benar sehingga kita pantas untuk mendapatkan hasil optimal sebagaimana yang kita inginkan.
Semoga kita semua dapat lebih berusaha untuk melaksanakan puasa kita sesuia dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan hadis, sehingga puasa ramadhan ini dapat memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu sebagai perisai yang membentengi diri kita dari godaan dan hawa nafsu dunia
No comments:
Post a Comment