Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Aku Mempunyai Mimpi

Aku Mempunyai Mimpi


Aku Mempunyai Mimpi
Oleh : Dian Qona`ah 

Hari menjelang sore, tapi hujan tak kunjung reda. Hhhh aku hanya bisa mendesah bingung harus bagaimana dengan keadaanku sekarang. "Ya Tuhan" ucapku dipikiranku hanya kuliah atau kerja terus berputar-putar seperti bola.

Setelah berjam-jam melamun terdengar suara perempuan yang tidak asing lagi ditelingaku. Ternyata itu saudaraku.
"Hai Yan ngapain bengong, keluar yuk aku bawa makanan nih" ucapnya.
"Ahh nggak nafsu makan" ucapku
"Kenapa kamu? Tumben lemes banget biasanya kalau denger ada makanan kamu semangat" ucapnya dengan nada meledek.
"Lagi bingung nih..."
"Bingung kenapa? Cerita dong..."
"Kuliah apa kerja ya..??? Ayah tidak mengijinkan aku kuliah" ucapku sedih.
"Sabar semua pasti ada jalannya coba kamu sholat istikharah siapa tau dapat petunjuk yang baik".
"Iya juga ya aku kok nggak kepikiran kesitu" ucapku senang.
"Lha iyaa udah jangan sedih lagi, makan aja yuk"
"Ayoook....!!!" kitapun makan bersama.

Hari mulai gelap, cahaya sore hari mulai menghilang. Yang ada hanyalah suara hembusan angin yang membuat udara malam ini dingin. Kulangkahkan kakiku untuk mengambil air wudlu, kurapikan sajadah dan melaksanakan dua rakaat tanpa kusadari air mataku menetes dengan sendirinya rasanya tak pantas aku mengadu dan meminta kepadaMu ya Raab. 

Dalam sujudku memohon ampunan dan petunjuk yang terbaik menurut Engkau ya Allah. Tanpa ku sadari aku tertidur, aku pun terperanjat dari tempat tidur untuk melaksanakan sholat subuh. lalu Ku melangkah menuju meja makan. Seorang pria paruh baya dengan didampingi sosok wanita cantik nan anggun. Yaa itu adalah orang tuaku mereka sudah menungguku untuk sarapan, aku bergegas menghampiri mereka. 

"Pagi yah, pagi Bu" ucapku dengan senyum.
"Pagi. Sini duduk makan dulu" ucap mereka.
Aku pun mengangguk. Setelah makan ayah memulai pembicaraan yang serius.
"Apa kamu benar-benar ingin kuliah nak?"
"Iya yah." 
"Ya sudah kamu boleh kuliah asal kamu harus benar-benar fokus dengan kuliahmu itu" ucap ayah
"Benarkah.. apa ayah serius?!!"
"Iya ayah dan ibu serius"
"Terima kasih yah bu aku sayang kalian, aku janji tidak akan kecewakan kalian" ucapku terharu.
"Iya ayah dan ibu pegang janji kamu" ucap ayah.

Waktu pun berlalu begitu cepat masa kuliah yang sudah dilewati kini sudah diujung penantian. Ya penantian selama kurang lebih 4 tahun sudah aku selesaikan dan sudah lulus, kini hanya menunggu wisuda saja. Lega rasanya semua beban sudah hilang satu persatu.

Inilah hari yang menegangkan dimana mahasiswa dan mahasiswi berkumpul di aula bersama orang tua untuk melaksanakan wisuda. Disamping ayah dan ibu aku merasa gugup sekali tapi ibu ku selalu memberikan semangat yang luar biasa untuk menghilangkan rasa gugup ini. 

Acara pun sudah dimulai dengan membacakan mahasiswa yang berprestasi. Tiba-tiba... DEGGG... Namaku disebut sebagai mahasiswi berprestasi dengan nilai 3,8 "DIAN QONA'AH". Aku terkejut sekali ini suatu kebanggaan yang luar biasa bagiku dan kedua orang tuaku. Berlinanglah air mataku begitu pula ayah dan ibuku meraka sangat bangga padaku atas prestasi yang telah ku raih.

"Ayah dan ibu bangga kepadamu nak, kamu telah baktikan janjimu itu" ucapnya seraya memeluk ku dengan erat.
"Iya yah bu ini semua berkat ayah dan ibu yang selalu membimbing dan mendukungku tanpa do'a ayah dan ibu aku tidak akan seperti ini" ucapku dengan air mata bercucuran, kucium tangan kedua orang tuaku dengan rasa bahagia.

Sungguh aku terharu ini terjadi. Dan ini semua berkat orang tuaku dan mimpi-mimpi yang aku angan-angankan akhirnya terkabul dengan usaha, tawakal dan tak lupa berdo'a. Inilah mimpiku dan aku telah mengejar mimpi itu hingga sekarang terwujud.   

The end.....

No comments:

Post a Comment