Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Tentang Khayalan dan Jawaban Dari Do`aku


Oleh: Zahrotun Nufus_KPI C

Namaku Nufus, ini pengalamanku satu tahun yang lalu. Tepatnya saat aku masih duduk di bangku kelas 12 SMK. Saat itu adalah masa-masa bahagiaku bersama kedua sahabatku, Intan dan Fatimah. Diantara kita bertiga hanya aku yang jomblo saat itu. Tapi bisa dibilang aku yang paling bahagia diantara mereka. Kenapa..? ya, karna aku suka berkhayal, membayangkan semua hal yang kusuka, yang ingin kumiliki, dan yang ingin kulakukan. 

Suatu hari, Intan memperlihatkan sebuah cincin emas yang melingkar dijari manisnya. Sembari menagis, dia bercerita bahwa kemarin pacarnya dating kerumah untuk melamarnya. Tapi dia merasa tidak bahagia karena sebenarnya dia tidak sungguh-sungguh mencintai pacarnya. Aku dan Fatimah mencoba untuk menenangkannya. Setalah ia tenang, Fatimah bertanya kepadanya.

“Kalau boleh tau, kenapa kamu menerimanya jika kamu tidak sungguh-sungguh mencintainya.?”.
“Aku terpaksa. Dia datang kerumahku dengan keluarganya secara tiba-tiba. Jika aku menolaknya, keluargaku pasti malu. Maka dari itu aku terpaksa menerimanya”. Jawab intan.
Lalu, Intan memelukku dan Fatimah dengan erat, lalu nerkata
“Kalian jangan sampai seperti aku yang terpaksa menerima lamaran dari laki-laki yang tak sungguh-sungguh kucintai”.
Seketika aku jadi berkhayal sembari memandang jari tanganku dan berkata “Kelak, akan ada cincin yang melingkar dijariku, dan yang memberinya adalah laki-laki yang kucintai”.
Intan melepaskan pelukannya dan berkata “Nufus mulai berkhayal deh. Hahahaha”.

Sesaat Intan melupakan rasa sedihnya dan mulai bercanda denganku dan Fatimah. Tapi, ditengah canda tawa kita, tiba-tiba HP Intan dan Fatimah berbunyi, hampir bersamaan. Ternyata, ada bbm dari pacar mereka. Lalu, mereka mulai sibuk chatting dengan pacar masing-masing dan mulai mengabaikanku. Saat itu, aku berfikir “Enak juga ya, kalau punya pacar”. Dan mulailah aku berkhayal memiliki pacar yang tinggi, putih, shaleh, baik, romantic, selalu ada untukku, setia denganku, sayang denganku, rajin, lucu, perhatian, dan suka sepak bola. 

Sangking asyiknya berkhayal, aku sampai senyum-senyum sendiri, tidak memperdulikan kondisi di sekitarku. Semakin jauh aku hanyut dalam khayalanku hingga akhirnya khayalanku buyar saat Fatimah menepuk pundakku, member isyarat bahwa sudah ada guru di dalam kelas. Saat itu pelajaran teori kejuruan. Tiga jam pelajaran itu kuhabiskan untuk memikirkan khayalanku tadi. Sepertinya menyenangkan jika memiliki pacar seperti itu. Sampai akhirnya, aku benar-benar mengingkannya. Setiap selesai shalat, tak lupa aku berdoa agar suatu saat dipertemukan dengan laki-laki yang ada dalam khayalanku.

Dua bulan sebelum UN, aku mulai disibukkan dengan pemadatan materihingga tak ada waktu untuk berkhayal tentang laki-laki idaman. Saat itu, aku hanya memikirkan masa depan setelah aku lulus nanti. “Apakah aku akan kuliah atau bekerja.?” Pertanyaan it uterus membayangiku. Hingga akhirnya aku kembali berkhayal. Kali ini, aku berkhayal menjadi seorang mahasiswa. Dan aku kemblali terbawa oleh khayalanku. Dalam hatiku, terbesit keinginan untuk menjadi seorang mahasiswa. Setiap selesai shalat, tak lupa aku berdoa agar kelak setelah lulus nanti aku bias kuliah.

Bebrapa minggu sebelum UN, aku mulai dekat dengan seorang laki-laki bernama Jafar. Dia adalah temanku dari sekolah lain. Sebelumnya, sikapnya begitu dingin terhadapku. Awalnya, aku hanya membeli pulsa kepadanya. Ya, dia adalah seorang agen pulsa. Setiap kali aku atau temanku butuh pulsa, aku pasti langsung menghubunginya. Tapi, rencana Allah tidak ada yang tahu. Karna terlalu sering BMan, akhirnya aku dan dia semakin akrab. Setiap hari, dia selalu menghubungiku. Dia juga memintaku untuk memberinya semangat setiap pagi, karna dia juga jomblo. Hehehe… 

Akhirnya, lama-kelamaan aku merasa nyaman dengannya. Dan beberapa minggu setelah UN, kita saling mengungkapkan perasaan dan akhirnya kita jadian. Dan sejak itulah aku baru tahu kalau sebenarnya Jafar itu laki-laki yang romantic, baik, perhatian, selalu ada untuk pasangannya, sayang dengan pasangannya, setia, suka sepak bola, dan shaleh. Dia juga memberiku sebuah cincin sebagai tanda bahwa dia memilihku sebagai pasangannya. Bukanikah itu seperti yang kukhayalkan dan kumintakan kepada Allah? Ya, dia adalah hadiah dari Allah. Eits, bukan hanya itu hadiah dari Allah. Tapi juga statusku yang sekarang ini mejadi mahasiswa. Subhanallah… begitu besar karunia yang Dia berikan kepada hamba-Nya.

No comments:

Post a Comment