Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Pemda Demak Beramai-ramai Adakan Gerakan Matikan TV Saat Maghrib

Pemda Demak Beramai-ramai Adakan Gerakan Matikan TV Saat Maghrib

wartajournalizm.web.id, Demak - Waktu maghrib sangat sakral untuk dilewatkan dengan aktivitas selain pergi ke Mushola atau Masjid untuk shalat dan mengaji. Boleh dikata kebiasaan mengaji setelah maghrib di masa lalu sangat melekat pada diri warga Demak. Namun belakangan ini, masyarakat semakin tersibukkan dengan kecanggihan teknologi, sehingga tampak membuat dunia begitu singkat. Manusia sibuk dengan urusan dunia mereka masing-masing.

Oleh karenanye, untuk meningkatkan kualitas belajar dan bisa menyaring segala hal yang canggih ini, pemerintah kabupaten Demak berkomitmen untuk tidak menyalakan televisi mulai pukul 18.00-20.00 WIB. Pemerintah kabupaten Demak semakin gencar mendorong dan menggalakkan aksi “Gerakan Maghrib Matikan TV, Ayo Mengaji” , Jum’at (14/06/2019).

Warga Desa Trengguli, Supriyanto, menyambut baik program tersebut. Dia sadar kadang, dua putranya memilih menonton kartun dan lebih memilih bermain saat di jam belajar malam. Kendati demikian, Supriyanto mengaku sudah menerapkan pada anak-anaknya, saat adzan maghrib berkumandang segera matikan televisi, untuk melaksanakan solat, dan mengaji.

"Mungkin dengan program ini kan anak-anak yang lain juga bakal ngaji dan belajar jadi anak saya bisa ikut dan tambah bersemangat lagi,” ujarnya.

Bupati Demak, M Natsir dalam sambutannya mengatakan, deklarasi mematikan televisi ini bagian dari upaya untuk meningkatkan semangat belajar dan prestasi mengaji yang diperuntukkan khususnya anak-anak usia sekolah.

Gerakan Maghrib Mengaji merupakan solusi, ajakan sekaligus pencanangan dalam gerakan bersama menghidupkan tradisi, baik membaca dan mencintai Al-Qur’an. Dapat juga menumbuhkan kesadaran di tengah-tengah masyarakat akan fungsi dan peranan Alquran bagi kehidupan manusia sehingga Al-Quran akan selalu dibaca dan dipelajari sekalipun telah tamat (khatam) dari pendidikan Al-Quran.

“Masyarakat di seluruh kabupaten Demak adalah masyarakat yang agamis, sehingga budaya mengaji jangan sampai dikalahkan dengan adanya acara-acara televisi, karena Kota Demak juga merupakan salah satu tempat jejak peradaban Islam pada saat itu” Ujarnya.

Tujuan dari program tersebut tidak lain ialah ingin menghidupkan kembali tradisi membaca Al-Qur’an setiap selesai Sholat Maghrib. Khususnya di seluruh wilayah dan dusun-dusun yang ada di kabupaten Demak. Mengajak kembali umat muslim untuk memperdalam keimanan dengan mengkaji isi Al-Qur’an.

Hal ini dilakukan karena pada masanya, Demak pernah menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia beberapa abad lalu. Program ini akan terus digelorakan karena menurut informasi, dari masyarakat setempat telah merasakan dampak positif dari gerakan tersebut.

Anak–anak menjadi bersemangat dan lebih disiplin dalam belajar dan mengaji serta meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat dalam membaca Al-Quran. Agar nantinya anak senantisa dapat tumbuh dan kembali bersemi demi lahirnya para generasi muda yang ceras dan bermental tangguh.

Sebagai bentuk dan wujud dukungan dari program ini, telah berdiri Tugu Ayo Mengaji yang diresmikan pada pertengahan tahun 2018 lalu. Tugu tersebut berada di tepi jalan raya pantura Demak, tepatnya di Desa Kali Kondang, Kabupaten Demak Jawa Tengah. Respon masyarakat sangat antusias akan program baru tersebut.

Bukan sekedar program asal-asalan, akan tetapi sangat mendukung dalam membentuk pertumbuhan karakter anak pada usianya. Semoga dengan dihidupkannya kembali kebiasaan Maghrib Mengaji, anak-anak dan para remaja di lingkungan sekitar dapat terbina akhlaknya, terselamatkan kehidupannya dari pengaruh-pengaruh negatif oleh perubahan, perkembangan digitalisasi, informasi dan teknologi sekarang ini. (Eliya Setya)

No comments:

Post a Comment