Source : Unplash
Menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia) bisa dimulai dengan saling menjaga hati dan perasaannya dengan tidak memberi panggilan yang buruk padanya. Lalu pernahkah anda mendapat julukan dan dipanggil tidak sesuai dengan nama anda? Atau bahkan anda yang suka memanggil teman anda dengan julukan yang tidak sesuai dengan namanya?
Nama menjadi panggilan yang diberikan orang tua kepada anaknya yang baru lahir ke dunia. Waktu untuk memberikan nama kepada seorang anak menurut Islam, dari hari lahir anak dilahirkan sampai hari ke tujuh kelahirannya. Pemberian nama itulah yang nantinya menjadi panggilannya di hari kiamat kelak.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya kalian dipanggil di hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka perindahlah nama-nama kalian,” (HR. Abu Dawud). Maka nama menjadi do’a dan pengharapan kedua orang tua terhadap anaknya.
Islam memberikan pandangan dalam mengajarkan umatnya untuk saling memanggil seseorang dengan nama yang baik dan tidak mengolok-oloknya. Allah berfirman dalam Al qur’an surat Al-Hujurat ayat 11
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” Qs. Al Hujurat ayat 11
Dalam Islam juga melarang umatnya memanggil seseorang dengan menyebutnya nama binatang. Dari Imam An Nawawi rahimahullah berkata “Termasuk diantara kalimat yang tercela yang umum dipergunakan dalam perkataan seseorang kepada lawannya (adalah ucapan) “Wahai keledai!”, “wahai kambing hutan!”, “Hai anjing!”, dan ucapan semacam itu. Ucapan ini sangat jelek ditinjau dari dua sisi. Pertama, karena itu ucapan dusta. Kedua, karena ucapan itu akan menyakiti saudaranya”.
Sebagai sesama muslim alangkah baiknya untuk saling menghormati apalagi sampai senang mengkafir-kafirkan dan memanggil nama suatu kelompok dengan julukan yang kurang baik kepada sesama saudaranya yang seiman. Akibat dari perbedaan penafsiran atau bahkan hanya karena perbedaan politik sampai harus menjatuhkan vonis julukan nama kepada sesama muslim dengan sebutan kafir. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa memanggil dengan sebutan kafir atau musuh Allah padahal yang bersangkutan tidak demikian, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh”. (HR. Bukhori-Muslim).
Dengan memanggil seseorang dengan panggilan yang buruk, Rasulullah mengkategorikannya kedalam dosa besar. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah kekafiran.” (HR. Bukhori No. 48 dan Muslim No. 64).
Barangkali mungkin sebagian orang memanggil seseorang yang tidak sesuai namanya hanya untuk sekedar bercanda dalam menjalin hubungan pertemanan. Namun, hal itu akan menjadi dosa bagi pemanggilnya jika dalam hati seseorang yang dipanggil bukan namanya akan sakit hati, maka akan ada pertengkaran diantaranya dan hubungan persaudaraan akan renggang.
Islam mengajarkan kedamaian, sebagai agama Islam yang moderat, Islam yang rahmatan lil ‘alamin yang selaras dengan ajaran Islam yang diwariskan Nabi Muhammad saw dalam mewujudkan kedamaian dan rasa tentram sebagai rahmat manusia dan alam semesta. Menjaga ukhuwah atau persaudaraan dimulai dengan saling memuliakan panggilan antara sesama umat manusia dan umat muslim dengan nama dan gelar yang baik. Diharapkan bisa saling menghargai dan saling mendoakan sebagai pengharapan do’a dari arti namanya tersebut dan untuk menghindari hal yang zalim. Semoga kita menjadi bijak dengan menjaga lisan, mempererat persaudaraan serta selalu dilindungi Allah SWT dan dijauhkan dari perbuatan dosa besar. Wallahu ‘alam.
Hana Paramita Lestari
No comments:
Post a Comment