Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Sampah menjadi Nutrisi Tanaman Hidroponik

Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Sampah  menjadi Nutrisi Tanaman Hidroponik

Warta Journalizm, Kudus- Masalah sampah memang tak ada habisnya. Sampah selalu ada di manapun kita berada. Apalagi kesadaran masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah. Salah satu fenomena biasa terjadi di sekitar adalah masih adanya tumpukan sampah rumah tangga yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA).

Hal tersebut jika dibiarkan akan menyebabkan sumber penyakit bagi masyarakat. Masalah sampah akan menjadi masalah yang sangat serius jika tidak segera ditangani.

Melihat kondisi tersebut sebenarnya, Pemerintah Pusat telah melakukan kebijakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah. Selain itu, pemerintah juga melakukan berbagai macam sosialisasi kepada masyarakat tentang gerakan mengurangi sampah serta bagaimana mengolah sampah rumah tangga. 

Hal tersebut juga diterapkan oleh Pemerintah Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus jawa Tengah. Pemerintah Desa dan Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengadakan pelatihan workshop yang bertemakan “Hidroponik Skala Rumah Tangga” yang dilaksanakan pada Minggu, (18/10/2020).

Tujuan diadakannya workshop tersebut adalah memberikan pelatihan secara nyata kepada masyarakat untuk peduli terhadap sampah rumah tangga di era pandemi Covid-19 dengan menggunakan media hidroponik.

Alasan memilih hidroponik sebagai media untuk mengurangi sampah karena hidroponik cukup mudah perawatannya dinamakan nutrisi tanaman berasal dari pupuk cair yang akan dibuatkan dari sampah organik-organik dengan cara bio komposter. 

Selain itu, hidroponik sangat cocok jika diterapkan di Desa Megawon karena sebagian besar masyarakatnya tidak memiliki lahan luas untuk bertanam.

Ketua PKK Desa Megawon, Erwin mengatakan, workshop ini dilakukan selain untuk pemberdayaan kepada masyarakat juga mengurangi adanya sampah rumah tangga. Baik dari Desa Megawon sendiri maupun dari desa lain. 

”Beberapa kali kami melakukan workshop untuk menangani sampah anorganik, nah kali ini kami ingin menangani sampah organik dari sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair  dengan cara Bio Komposter sebagai nutrisi tanaman hidroponik,” ujarnya.


Selain itu, ia juga menambahkan bahwa tujuan ke depan dari kegiatan tersebut sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kepala Desa 2019-2025 untuk membuat Desa Megawon menjadi kampung yang lebih asri.

Workshop yang berlangsung dari jam 9 hingga jam 1 siang tersebut bukan hanya dihadiri oleh masyarakat Desa Megawon, akan tetapi juga perwakilan RT dari desa lain yang ikut menghadiri kegiatan tersebut. 

Hal tersebut tidak luput dari narasumber yang dihadirkan yaitu aktivis lingkungan Rajaneresik, Heru Santoso. Pegiat sampah tersebut sangat antusias dalam mensosialisasikan pada masyarakat untuk peduli terhadap sampah, sehingga workshop kali ini cukup menarik.

Ia juga menjelaskan, bagaimana cara mengatasi sampah agar dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungan, dengan menjadikan sampah organik menjadi pupuk sebagai nutrisi untuk tanaman-tanaman hidroponik nantinya. 

Heru mengatakan, banyak sekali sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sehari-hari, sehingga perlu adanya penanganan yang serius. Ia menghimbau kepada masyarakat untuk peduli terdadap sampah mengingat visi misi Negara Indonesia sepuluh tahun ke depan untuk menjadi Indonesia yang bebas dari Sampah.

 “Visi misi Indonesia sepuluh tahun ke depan menjadi Indonesia bebas sampah, jadi masih ada waktu sepuluh tahun untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk menyebarkan informasi mengenai masalah yang sangat krusial di Indonesia adalah lingkungan dan sampah,” ujarnya.

Ia juga menegakkan slogan yang sangat bermakna mengenai masalah sampah kepada para peserta workshop untuk jangan membuang sampah sembarangan, karena hal tersebut merupakan bagian dari upaya pembunuhan massal terencana. (Novita)

No comments:

Post a Comment