Warta Journalizm

Warta Journalizm KPI IAIN Kudus

Post Page Advertisement [Top]

Siswa Terlindungi, Mahasiswa KPI IAIN Kudus Beri Penyuluhan Bahaya Jejak Digital (UTS dan Pengabdian kepada Masyarakat, Public Speaking))

Siswa Terlindungi, Mahasiswa KPI IAIN Kudus Beri Penyuluhan Bahaya Jejak Digital (UTS dan Pengabdian kepada Masyarakat, Public Speaking))


Foto pemateri ketika sedang memberikan penyuluhan

Warta Journalizm, Kampus- Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Kudus melakukan penyuluhan terkait literasi digital akan bahaya rekam jejak di media sosial. Penyuluhan tersebut ditujukan kepada siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah (MTS) Sultan Agung kudus pada Sabtu (21/10/2023) lalu. Penyuluhan ini merupakan bagian dari Ujian Tengah semester (UTS) pada mata kuliah Publik Speaking yang diampu oleh Primi Rohimi, S. Sos., M.S.I.

Sekitar 50 orang dari kelas sembilan mengikuti penyuluhan yang digelar di aula MTS Sultan Agung Kudus. Nuruddin, selaku kepala sekolah MTS Sultan Agung Kudus menyampaikan terimakasih atas diadakannya kegiatan penyuluhan literasi digital di Madrasah Tsanawiyah tersebut. Harapannya kegiatan tersebut bermanfaat bagi siswa siswi untuk dapat menggunakan media sosial dengan baik.

"Kami berterimakasih kepada teman-teman mahasiswa, yang telah mempercayai sekolah kami untuk diadakan penyuluhan tentang literasi digital tentang rekam jejak digital. Karena mengingat perkembangan teknologi yang semakin pesat." Ujar Nuruddin, selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Sultan Agung.

Mahasiswa D3KPI yang berkolaborasi dengan pihak sekolah tersebut digelar sebagai pemenuhan tugas UTS mata kuliah Publik Speaking yang diikuti oleh siswa-siswi kelas sembilan. Selain itu, penyuluhan ini juga dilakukan untuk memberikan pemahaman para siswa akan bahaya jejak digital apabila tidak dikelola dengan baik.

Mahasiswa yang akrab dipanggil Ila itu memberikan penyuluhan tentang bahayanya jejak digital, sebagai bentuk antisipasi adanya jejak digital yang buruk seperti komentar bullying di media sosial yang bisa meninggalkan jejak digital di kemudian hari. Selain itu, juga mewaspadai adanya pengisian data-data pribadi di media sosial yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan keamanannya.

"Mengingat adanya jejak digital yang sulit dihilangkan, dalam penyuluhan literasi digital kali ini, saya mengambil judul waspada rekam jejak digital sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya jejak digital negatif yang ditinggalkannya oleh para siswa khususnya kelas sembilan ketika menggunakan media sosial mereka. Selain itu, saya juga mengimbau kepada mereka untuk tidak mengunggah data pribadinya ke media sosial karena dapat menjadi celah terjadi cyber crime atau kejahatan dunia maya." Jelas Ila Najati selaku pemateri pada penyuluhan tersebut. (am)


No comments:

Post a Comment