Warta Journalizm-Kudus, Guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Dakwah yang diampu oleh dosen Primi Rohimi, S.Sos. M.S.I, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kudus kelas B3KPI laksanakan kunjungan ke Masjid Wali at-Taqwa Loram Kudus pada Selasa,(07/11/2023). Selain dalam rangka tugas, kunjungan ini juga dilakukan untuk berbagi ilmu atau sharing mengenai sejarah dakwah di Loram pada kala itu. Mahasiswa B3KPI yang terdiri dari 32 orang disambut hangat oleh juru kunci masjid Wali, bapak Afroh Aminuddin.
Dalam pemaparannya, Afroh Aminuddin menjelaskan terkait sejarah Masjid Wali at-Taqwa Loram Kudus.
" Sultan Hadlirin (Raden Toyyib) merupakan putra ke dua Sultan Muayasah asal Aceh yang mengembara ke pesisir Jawa, Jepara. Masyarakat Jepara, menjuluki "Sultan Hadlirin" karena beliau menjadi pemimpin yang bukan asli dari Jepara, melainkan pendatang. Masjid ini dibangun oleh Tji Wie Gwan, ayah angkat sultan Hadlirin yang berasal dari Campa Cina. Yang terkenal dengan julukan 'Sungging Badar Duwung' sebagai ahli mengukir, memahat. Sultan Hadlirin berdakwah di Loram karena Loram merupakan letak strategis melalui jalur sungai. Loram merupakan tempat pertemuan Sunan Kudus dengan Kyai Telingsing dan masyarakat mayoritas Hindhu," imbuhnya.
Dalam pemaparan materi selanjutnya, juru kunci Masjid Wali at-Taqwa Loram Kudus juga menjelaskan peninggalan yang ada disana beserta tradisinya.
"Bentuk peninggalan lainnya adalah Gapura Masjid, Bedug, Sumur, dan Masjid Wali at-Taqwa. Tradisi yang ditinggalkan sultan Hadlirin di loram diantaranya sedekah sego kepel, kirab pengantin, dan ampyang maulid" jelasnya.
Selain menjelaskan sejarah masjid Wali, Afroh juga menunjukkan beberapa bukti peninggalan Sultan Hadlirin di Loram. (Izmi N A)
No comments:
Post a Comment